PALI-RBK-Proses belajar mengajar di sekolah membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang agar ilmu yang disampaikan oleh guru kepada siswa-siswinya dapat diterima dan diserap dengan baik. Hal ini berbanding terbalik dengan yang dialami oleh dewan guru dan murid Sekolah Dasar Negeri 7 Tanah Abang Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan atau tepatnya di Desa Bumi Ayu.
Di sekolah ini guru dan muridnya harus menahan bau amis dari kotoran kelelawar yang berserakan di salah satu lokal kelas SDN 7 ini. Pasalnya bau kotoran ini sangat mengganggu, selain bau ini juga yang di khawatirkan ada kemungkinan akan menjadi sumber penyakit jika di hirup setiap hari.
Dari pantauan langsung Tim Media ini, Minggu (07/08) tampak kotoran kelelawar sangat banyak terlihat di salah satu teras sekolah sangat mengkhawatirkan terlebih lagi dari bau kotorannya sangat menggangu penciuman, kebayang pasti murid serta dewan guru yang setiap hari berteman dengan bau kotoran tersebut.
Salah satu penjaga sekolah tersebut, Kelvin Juli Martin, saat dibincangi Tim Media ini mengatakan “Setiap pagi kami bersihkan kotoran ini bersama guru dan siswa-siswi SDN 7 sebelum memulai tahap belajar mengajar,walaupun dibersihkan menggunakan air dan pewangi baunya tetap saja tidak hilang” Jelasnya.
Begitu juga dengan Kepala Sekolah SDN 7 Tanah Abang, Saat dihubungi Tim Media ini beliau menyampaikan “Kami dari Dewan Guru SDN 7 merasa sangat terganggu dengan kelelawar ini terlebih dari kotoran dan baunya, padahal segala upaya pernah kami lakukan bersama stalkholder yang ada mulai dari pengasapan yang dilakukan bersama Puskesmas Tanah Abang, Penangkapan kelelawar menggunakan jaring bersama masyarakat Desa Bumi Ayu, dipasangkan lampu untuk penerangan, Pembukaan pelafon di gedung 1 sebanyak 3 ruang kelas dan diberikan racun kelelawar namun semua itu tidak membuat kelelawar yang ada di SDN 7 pergi,”Jelasnya
Masih kata kepala Sekolah, “Kami berharap ada kebijakan lain untuk penanganan kelelawar ini dari stalkholder kabupaten PALI untuk mengatasi permasalahan ini mengingat akibat dari baunya dapat mengganggu aktivitas guru dan siswa dalam proses belajarnya”. Tutupnya.
Begitu juga dengan Kepala Desa Bumi Ayu Saprin Tolib, dia menuturkan “Setiap ada kegiatan lintas sektor pernah kami sampaikan baik ke dinkes maupun dinas lainnya namun belum ada tanggapan serius, bahkan kami bersama masyarakat pernah mengadakan penangkapan kelelawar tersebut menggunakan jaring sebagai upaya untuk membuat sarana pendidikan tersebut menjadi nyaman,” Ungkap Kades.
Hendro Saputra dan Tim.